Untuk kamu yang jaraknya jauh denganku
Jujur, aku ngantuk ketika menulis surat ini. Sepertinya ini bukan surat cinta. Surat ini isinya adalah pertanyaan yang aku tujukan untukmu. Seorang makhluk yang entah kenapa aku dipertemukan denganmu. Berawal dari sebuah pertemuan. Bukan di kota ku, bukan juga di kota mu. Tapi di suatu kota yang indah. Sampai saat ini bibirku masih membeku ketika ingin menyebutkan namamu. Aku tak mau banyak bercerita tentangmu di sini. Aku hanya ingin membiarkanmu membaca pertanyaan-pertanyaan 'gila'. Kalaupun kamu baca atau tidak aku tak peduli. Kalaupun kamu pura-pura tidak tahu atau pura-pura tidak peduli aku pun tak peduli. Aku hanya ingin menuliskan kalimat yang diakhirnya aku tambahkan tanda tanya. Karena menurutku setiap pertanyaan tak melulu harus ada jawabannya. Tidak jauh beda bukan dengan cinta, ada yang mencinta tapi tak terbalas cintanya. Aneh? Ah tidak terlalu aneh menurutku.
Pertanyaan ini hanya untuk kamu, maka aku harap kamu akan membacanya tidak hanya dengan matamu yang tatapannya membuat leleh tubuhku tapi juga cobalah pakai hatimu.
Kapan kamu akan datang ke kota ku?
Kapan kamu duduk berdua denganku (lagi)?
Apakah kamu akan datang ke kota itu lagi?
Apakah kamu percaya kalau cinta membuatmu kecewa dan terluka?
Kapan ada lagi daun-daun kecil berwarna kuning yang berguguran menemani kita berjalan berdampingan saat menjelang malam?
Apa kamu menyimpan semua pesanku?
Apa kamu masih ingat tempat pertama kita berjabat tangan, menghentikan sejenak pertemuan, atau sekedar ingat tahun pertama kali kita bertatap?
Apa kamu masih menyukai puisi?
Apa buku yang sekarang sedang kamu baca?
Tempat mana yang sekarang ingin kamu datangi?
Judul lagu apa yang ingin kamu dengar setiap hari?
Hati siapa yang ingin kamu jelajahi?
Boleh aku menemanimu menonton pertandingan sepak bola dengan club yang kamu cinta?
Kenapa kamu hadir di mimpiku?
Apa kamu masih suka dengan hujan?
Kenapa ketika aku dan kamu bertemu selalu direkam oleh hujan?
Masih mau menikmati hujan dengan ku?
Jika kamu telah menikah, apa kamu masih suka update tweet mu?
Jika kamu telah menikah, apa kamu masih suka melakukan suatu perjalanan?
Apa kamu sadar kalau aku jarang menyebut namamu terlebih lagi ketika kita bertemu?
Mungkin kamu sekarang sedang bersungut-sungut, tertunduk dan barangkali tersenyum.
Hari telah berlalu. Pertanyaanku masih belum selesai.
Dari ku yang jaraknya jauh dengamu,
Nirmala Hapsari
Jujur, aku ngantuk ketika menulis surat ini. Sepertinya ini bukan surat cinta. Surat ini isinya adalah pertanyaan yang aku tujukan untukmu. Seorang makhluk yang entah kenapa aku dipertemukan denganmu. Berawal dari sebuah pertemuan. Bukan di kota ku, bukan juga di kota mu. Tapi di suatu kota yang indah. Sampai saat ini bibirku masih membeku ketika ingin menyebutkan namamu. Aku tak mau banyak bercerita tentangmu di sini. Aku hanya ingin membiarkanmu membaca pertanyaan-pertanyaan 'gila'. Kalaupun kamu baca atau tidak aku tak peduli. Kalaupun kamu pura-pura tidak tahu atau pura-pura tidak peduli aku pun tak peduli. Aku hanya ingin menuliskan kalimat yang diakhirnya aku tambahkan tanda tanya. Karena menurutku setiap pertanyaan tak melulu harus ada jawabannya. Tidak jauh beda bukan dengan cinta, ada yang mencinta tapi tak terbalas cintanya. Aneh? Ah tidak terlalu aneh menurutku.
Pertanyaan ini hanya untuk kamu, maka aku harap kamu akan membacanya tidak hanya dengan matamu yang tatapannya membuat leleh tubuhku tapi juga cobalah pakai hatimu.
Kapan kamu akan datang ke kota ku?
Kapan kamu duduk berdua denganku (lagi)?
Apakah kamu akan datang ke kota itu lagi?
Apakah kamu percaya kalau cinta membuatmu kecewa dan terluka?
Kapan ada lagi daun-daun kecil berwarna kuning yang berguguran menemani kita berjalan berdampingan saat menjelang malam?
Apa kamu menyimpan semua pesanku?
Apa kamu masih ingat tempat pertama kita berjabat tangan, menghentikan sejenak pertemuan, atau sekedar ingat tahun pertama kali kita bertatap?
Apa kamu masih menyukai puisi?
Apa buku yang sekarang sedang kamu baca?
Tempat mana yang sekarang ingin kamu datangi?
Judul lagu apa yang ingin kamu dengar setiap hari?
Hati siapa yang ingin kamu jelajahi?
Boleh aku menemanimu menonton pertandingan sepak bola dengan club yang kamu cinta?
Kenapa kamu hadir di mimpiku?
Apa kamu masih suka dengan hujan?
Kenapa ketika aku dan kamu bertemu selalu direkam oleh hujan?
Masih mau menikmati hujan dengan ku?
Jika kamu telah menikah, apa kamu masih suka update tweet mu?
Jika kamu telah menikah, apa kamu masih suka melakukan suatu perjalanan?
Apa kamu sadar kalau aku jarang menyebut namamu terlebih lagi ketika kita bertemu?
Mungkin kamu sekarang sedang bersungut-sungut, tertunduk dan barangkali tersenyum.
Hari telah berlalu. Pertanyaanku masih belum selesai.
Dari ku yang jaraknya jauh dengamu,
Nirmala Hapsari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar