Untuk Seseorang yang Ku Sebut Besi,
Tentang pertemuan yang terlalu menyenangkan.
Tentang seseorang adalah kamu yang banyak menulis di kertas usang hidupku.
Tentang bagaimana cara tuhan mempertemukan kita.
Aku mundur.
Ini masa ku, hanya sebuah kata yang tersirat maknanya dan lagi-lagi menambah sendu di dada.
Siang itu di ruang kamar, terik matahari dan teduhnya mimpi. Membuyarkan harapan-harapanku.
Aku membiarkan kamu berjalan lebih jauh bersama wanita itu. Sebab aku sadar. Aku sadar betul perselingkuhan itu terjadi karena salah satu pasangan merasa tidak nyaman dengan pasangannya. Dan ku rasa aku telah membuat kamu dan dirimu menjadi tidak nyaman lagi.
Maaf, aku tidak bisa menjawab pertanyaan darimu. Aku rasa sudah cukup.
"Jika kita ditakdirkan untuk tidak bisa saling bersama, jangan kamu selalu tanyakan kepadaku
"Kenapa tuhan mempertemukan kita dengan cara yang sebegitu berkesannya?"
Dari,
Aku
Tentang pertemuan yang terlalu menyenangkan.
Tentang seseorang adalah kamu yang banyak menulis di kertas usang hidupku.
Tentang bagaimana cara tuhan mempertemukan kita.
Dan tentang yang membuat hati berdesir, pertemuan yang tidak sengaja dan begitu berkesan.
Saat itu selepas sholat Dzuhur di Mushollah Kampus Kimia kita. Aku yang sedang mengikuti OSPEK di hari pertama.
Sambil menoleh ke arahku kamu bertanya, "Setelah ini kegiatannya apa lagi?"
Aku tak menjawab pertanyaanmu itu, tapi aku langsung mengeluarkan jari telunjukku, menunjuk ke arah kamu dan berkata
"Oh lo anak baru juga?"
Kamu diam dan tersenyum sambil diam-diam kamu menatapku. Aku rasa diammu itu meng-iya-kan pernyataanku tadi.
Lalu aku melanjutkan OSPEK, sederet acara itu yang
membuatku itu adalah derita mahasiswa baru. Aku terima. Teman-temanku
menyenangkan.
Seorang telah datang dengan rona warna gelap muncul di balik utara, menerawang seberapa digit dalam kegelisahanku.
Aku terpenjara dalam kekuasaan waktu.
Mengapa begini?
Aku terpenjara dalam kekuasaan waktu.
Mengapa begini?
Ternyata seseorang yang kutemui di mushollah tadi itu bukan mahasiswa baru sepertiku yang sedang mengikuti OSPEK.
Lututku lemas, tubuhku gemetar.
Aku dipanggil untuk berbicara dengannya.
Aku berhadapan denganmu.
Semakin tidak karuan perasaan ini.
Habislah aku dicabik-cabik kelakuanku sendiri.
"Coba baca ini?" Kata mu dengan tatapan mata yang sangat tajam.
Aku coba membacanya dan ah ternyata aku masih belum
paham apa itu. Hanya sebuah lembar halaman depan dari Tugas Akhir
tentang Zeoilt Alam Bandung untuk Bahan Bakar lengkap dengan nama
mahasiswa yang membuatnya. Ya itu kamu. Tapi aku masih belum paham. Dan
akhirnya aku meminta bantuan temanku untuk mengartikan halaman depan
itu.
Dengan kejadian OSPEK di hari pertama aku tahu namamu.
Dan beberapa lama kita tak bertemu. Kamu sudah
melanjutkan karirmu. Bekerja di salah satu Laboratorium Lingkungan.
Hingga entah mengapa tuhan mempertemukan kita kembali dalam ruang tak
berjarak. Kita saling mengenal. Aku tidak begitu
tahu
kenapa kamu terlihat begitu perhatian kepadaku. Barulah ketika aku sadar,
ketika kamu mengungkapkan perasaaannya lewat kata-kata yang aku rasa
tidak romantis.
Pertemuan yang berkesan dan kamu meninggalkan
aku dengan berjuta kenangan. Entah aku atau kamu yang saling
meninggalkan. Sejak wanita itu datang dengan ribuan perhatian dan kasih
sayang yang dia berikan. Aku mundur.
Ini masa ku, hanya sebuah kata yang tersirat maknanya dan lagi-lagi menambah sendu di dada.
Siang itu di ruang kamar, terik matahari dan teduhnya mimpi. Membuyarkan harapan-harapanku.
Aku membiarkan kamu berjalan lebih jauh bersama wanita itu. Sebab aku sadar. Aku sadar betul perselingkuhan itu terjadi karena salah satu pasangan merasa tidak nyaman dengan pasangannya. Dan ku rasa aku telah membuat kamu dan dirimu menjadi tidak nyaman lagi.
Maaf, aku tidak bisa menjawab pertanyaan darimu. Aku rasa sudah cukup.
"Jika kita ditakdirkan untuk tidak bisa saling bersama, jangan kamu selalu tanyakan kepadaku
"Kenapa tuhan mempertemukan kita dengan cara yang sebegitu berkesannya?"
Dari,
Aku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar