Nirmala

Selasa, 03 Februari 2015

Lelaki Jangkung Berbaju Merah #30HariMenulisSuratCinta Hari Ke-3

Dear Lelaki Jangkung Berbaju Merah,

Apa kabarmu hari ini?
Aku harap kau ingat denganku.
Aku harap juga kamu masih ingat ketika dengan malu kamu bertanya siapa namaku.

Ingatkah kamu akan percakapan kita? Baiklah. Aku tahu kamu lupa dan aku akan menceritakannya kembali.

Aku sempat bertanya ketika pertemuan kita yang kedua, di sudut kota, dengan suasana mendung dan penuh cemas serta harap.
Aku bertanya "Apa yang membawamu kemari?”

”Kenangan.” Katamu.

”Palsu!”

Kalau ini hanya soal kenangan, tidak perlu menunggu 4 tahun setelah semua berlalu.
Kamu tersenyum. Hanya sebentar kecanggungan di antara kita sebelum kata-kata obrolan meluncur seperti peluru-peluru yang berebutan keluar dari magasin.
Bertemu denganmu, mau tidak mau mengingatkan kembali pada pengalaman kita dahulu. Pengalaman yang menjadikan kita, walau tidak setiap waktu, selalu lekat diingatanku.

Kita tertawa. Tertawa dan tertawa seakan-akan seluruh rentetan kejadian yang akhirnya menjadi pengingat abadi hubungan kita .
Kini waktu telah menghapus semua keabadiannya.
Kamu lalu mengajak aku ke halaman belakang di mana kita pernah bersama-sama menikmati cokelat panas bersama.

Mataku kemudian melirik pakaian yang kamu kenakan. Sebagai pengingat yang baik, aku selalu ingat baju apa yang kamu pakai pertama kali kamu bertemu denganku.
Kali ini kamu kenakan pakaian itu lagi. Aku suka dengan baju merah yang kamu kenakan. Kamu seperti melekatkan kembali sesuatu yang sudah aku lepas.

Aku rasa ini terlalu jauh jika kita membicarakan hal semestinya sudah tidak layak untuk kita bicarakan.
Satu hal yang harus kamu tahu.
Aku tidak menunggu kamu sekarang, karena ada lelaki yang setia di sampingku yang selalu menemaniku tanpa aku harus menunggu.

Salam,
Aku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar