Nirmala

Minggu, 17 Maret 2013

Trip Pacitan via Jogja (Part 1)



Liburan di awal tahun 2013 ini bermula ketika sebelum subuh ada suara bbm masuk di hp ku, lalu seketika terbangun dan membacanya. Belum jelas itu isi nya apa yang jelas aku hanya baca itu dari siapa . aaaah ternyata dari kakak kelas ku saat aku kuliah di AKA. Begitulah kampus kami dari angkatan tahun 2004 saja masih akrab dengan angkatan 2009. Setelah siang baru saya baca kembali dengan jelas isi dari bbm itu dan ternyata itu adalah tentang TRIP PACITAN . Pacitan ? Aku memang belum pernah ke sana dan akhirnya aku meng-iya-kan ajakan trip itu dan mengajak satu teman se’angkatan ku . 


Rabu, 23 Januari 2013

Sengaja mengambil cuti hari Rabu ini, lalu bertemu dengan kakak kelas ku di halte busway Pasar Rebo (karena aku ga tau tentang Stasiun Senen) . Kereta jalan jam setengah 8 , aku baru sampai di Halte Busway itu jam 5 lewat dan tidak beberapa lama aku dan kakak kelas ku itu naik bis ke Senen . Ternyata macet hingga kami cemas, resah , panik aaah entahlah itu . Sampai akhirnya aku dan kakak kelas ku itu sampai di St.Senen sekitar jam 7 dan bertemu dengan teman se’angkatan ku yang sedang akan menikmati kopi panasnya . Sibuk mencari TO nya (Blakrax), lalu akhirnya kami bertemu dengan mas Ish beserta temannya dan kami mendapatkan tiket kereta bisnis itu . Menunggu kereta bisnis dengan ditemani suasana hiruk-pikuk St.Senen, kereta-kereta lain yang melintas di depan badan ku, kelap-kelip lampu kota, suara-suara dari orang-orang yang datang dan pergi . Kereta bisnis itu akhirnya datang menyambut aku, kakak kelasku, dan teman se’angkatanku . Berharap bisa duduk bersebelahan atau setidaknya kami bisa satu gerbong . Tapi tidak, kami bertiga teerpisahkan oleh gerbong-gerbong kereta bisnis itu . Menikmati stasiun demi stasiun , jalan-jalan yang kadang terhalang oleh pohon dan hangatnya percakapan di kereta itu.

Kamis, 24 Januari 2013

Stasiun :)


Stasiun Tugu Jogja . Akhirnya kami sampai di stasiun ini saat orang-orang mungkin masih tertidur, yaa sekitar setengah lima kami sudah sampai . Aku terdiam sekilas melihat-lihat sekeliling stasiun dan kami tertawa kecil . Kami menuju mushollah stasiun dan sholat subuh . Jam masih menunjukkan angka yang masih sangat pagi karena kami akan bertemu dengan teman-teman yang lain sekitar jam 8 . Rasa nya kupu-kupu mulai berkeliaran di dalam perut kami karena semalam aku tidak makan (hanya makan pop mie di kereta) . Akhirnya kami sepakat untuk jalan keluar dari stasiun . Di sebrang jalan ada penjual soto ayam , kami pun mendekat dan makan soto ayam itu sambil disuguhi musik jalanan khas Jogja dan pengendara-pengendara sepeda yang sedang sibuk mengayuh sepedanya. Inilah Jogja di pagi hari , suasana Jogja yang selalu saja menarikku untuk ingin kembali . Setelah perut sudah terisi kami segera kembali ke stasiun dan kami menunggu di sini . Hingga ada telp yang berbunyi yang menyuruh untuk merapat ke Sarkem, karena bis yang akan mengantarkan kami sudah ada di sana . Dengan jalan kaki aku, kakak kelasku , dan teman se’angkatanku menuju bis ber-AC dan ternyata di dalam bis ber-AC ramai dengan orang-orang yang belum pernah aku lihat (apalagi ku kenal) . Akhirnya mas Ish membagikan makanan untuk sarapan di dalam bis walaupun kami sudah sarapan sebelumnya . Jalan yang belum pernah ku lewati ini sangat menggelitik mataku untuk selalu menatap ke jendela . Aku selalu tertarik dengan daerah Jawa Tengah atau Jawa Timur karena memang aku jarang sekali ke tempat-tempat didaerah itu (maklum keluarga ku di Jawa Barat semua)J . Jam 12 siang tiba dan saatnya kami melepas lelah di warung makan . Badan mulai tidak enak perkara menggunakan bis ber-AC itu . Tapi untunglah setelah makan kami berganti kendaraan , kami naik mobil sayur . Gerimis menyapa sangat menyenangkan dan membuat sejuk perjalanan kami . Untuk tujuan pertama yaitu ke Goa Tabuhan . 



Goa Tabuhan ....
Goa Tabuhan berlokasi di bukit kapur Tapan dengan pembentukan stalagtit dan stalagmit yang diyakini sudah berlangsung beratus tahun lalu, karena adanya reaksi kimia antara hujan dan mineral kapur. Dengan panjang rata-rata hingga tujuh meter dan diameter hingga satu meter, stalagtit dan stalagmit di goa yang termasuk wilayah Dukuh Tabuhan, Desa Wareng, Kecamatan Punung, sekitar 25 kilometer arah barat kota Pacitan ini tampak menyerupai pilar-pilar raksasa yang sangat menakjubkan. Rintikan hujan menyambut aku, kakak kelasku, dan teman se’agkatanku untuk memasuki Goa yang dari luar tampak sekali menakjubkan dengan mulut goa yang begitu luas dan lebar . Di dalam goa kami disuguhi irama gamelan dan suara merdu dari sinden dengan tiga lagu yang dinyanyikannya . Ini tidak biasa karena irama gamelan tersebut berasal dari goa tersebut yang ketika dipukul akan menimbulkan suara seperti gamelan . Harmoni , sejenak menarik nafas panjang dan memejamkan mata . Goa tabuhan pun telah selesai kami jelajahi . Saatnya untuk melanjutkan perjalanan . 

Foto ini berasal dari Ka Andi Susilo :p




Goa Gong ....
Goa Gong terletak di desa Bomo, Kecamatan Punung, Pacitan . Kabarnya Goa ini menjadi tempat wisata andalan Jawa Timur juga stalaktit dan stalagmite terindah se-Asia Tenggara . Ketika sudah sampai di depan Goa Gong ada bisikan tengil dari hati “ah, apanya yang indah se-Asia Tenggara, pintu masuknya saja kecil begini” . Tapi bisikan hati tadi salah , ternyata dalam goa begitu luas, begitu indah, dan begitu mengagumkan . Melewati anak tangga , walau rada pengap di dalam kadang ada angin dari beberapa kipas angin di dalam goa . Dan aku mencoba juga memukul bagian yang bisa menimbulkan suara seperti gong . Baiklah, untuk Goa Gong ini amat menyenangkan . Apalagi ketika berfoto bersama orang-orang yang baru ku kenal .
Goa Tabuhan dan Goa Gong , aku bisa belajar sesuatu dari kedua Goa ini . Meski sederhana sekali pemikiran ku . Intinya kita “tidak boleh melihat sesuatu hanya dari luarnya saja tanpa mengetahui dalamnya” . Sama halnya dengan Goa Tabuhan yang dari luar terlihat besar tapi dalamnya tidak terlalu besar beda sekali dengan Goa Gong yang dari luar terlihat kecil tetapi dalamnya sangat besar dan luas . 

 






Banyu Tibo ....
Dua tempat tadi Goa dan Goa , sekarang saatnya menikmati suara ombak . Ombak ? iya , karena suara paling indah itu salah satunya adalah suara ombak . Ombak yang kencang , keras suaranya sama halnya dengan suara di hati ini yang se’akan ingin teriak untuk mengatakan sesuatu yang terpendam (entah perasaan apa itu) . eiitttss sedang liburan ga perlu galau . Ok baiklah aku akan mulai bercerita tentang Banyu Tibo ini, perjalanan kesini lumayan . Karena cuaca yang habis hujan, maka jalanan menuju Bnayu Tibo pun sedikit licin . Perlu jalan kaki (tidak jauh) untuk melihat keindahannya . Berfoto , bergurau dengan teman baru , memandangi birunya air yang terus menyapu pasir putihnya , melihat bapak-bapak yang sedang memancing, hingga sekedar bercerita dengan puluhan daun dan awan sore . Sebelum akhirnya malam membawa kami sulit untuk melewati jalan menuju mobil sayur itu , kami putuskan untuk pulang meninggalkan Banyu Tibo dan bergegas menuju homestay . Sampai juga di homestay, aku berbagi kamar dengan dua wanita yang berasal dari Bogor dan Bekasi, sementara kakak kelasku dan teman se’angkatanku berada di homestay yang berbeda . Kacang rebus, pisang rebus, makan malam, dan teh manis hangat yang disuguhi untuk kami yang sudah seharian mengitari Pacitan . Istirahat sejenak hingga akhirnya pagi pun tiba .
Banyu Tibo



Serangkai Perjalanan Menuju Banyu Tibo


Kamrea tersembunyi memotret aku dan teman seángkatan ku


Tidak ada komentar:

Posting Komentar