Nirmala

Senin, 25 Maret 2013

Tentang 10 Maret ....




Dengan mata berkaca-kaca , sesekali menghela nafas, dan kadang terhenti  jari ini ketika menuliskan kisah yang pernah ada. Kisah yang tak akan pernah ku hancurkan dari otak ku  dan selalu manis untuk diingat. Bukan karena aku masih menyimpan sejuta perasaan padanya, tapi lebih karena kenangan itu terlalu indah dan terlalu berkesan ...
Satu setengah tahun kita bersama hingga akhirnya di tengah perjalanan kamu menemukan seseorang yang membuatmu merasa nyaman lebih nyaman saat bersama ku. Aku mengerti . aku mundur, aku mengalah . Bukan karena aku kalah , tetapi aku ingin dirimu merasa nyaman dan menemukan kenyamanan lebih dari saat bersama ku dengan siapa pun itu..’tak ada kebencian untuk kamu  , yang ada hanya sedikit rasa penyesalan karena belum bisa menjadi seseorang yang membuatmu merasa nyaman .

#dipersimpangan hati....

Rabu, 20 Maret 2013

Trip Pacitan via Jogja (Part 3)


Jogja .... 

Jam set.3 siang matahari seakan membuat ubun-ubunku melepuh dengan teriknya . Malioboro siang hari belum pernah kurasakan sebelumnya . Mencari tempat makan ,lalu kami makan . Aku sms teman SMP-ku . Lalu teman ku itu yang sedang berada di kampus (UII) langsung segera ke Malioboro untuk mengantarkan aku keliling Jogja . Bertemu di depan salah satu toko , ahh sudah lama sekali rasanya tidak bertemu dengan teman SMP-ku yang satu ini . Semacam reuni kecil , tidak mau menyia-nyiakan waktu yang tinggal beberapa jam lagi aku harus kembali ke Stasiun Lempuyangan . Teman SMP-ku itu mengajak aku ke Keraton Jogja , tepat di depannya ada dua pohon beringin yang biasa disebut beringin kembar . Mitosnya kalau kita bisa melewati (jalan di tengah beringin kembar itu maka impian kita akan terwujud) , baikalah  aku akan mencobanya, menyewa penutup mata disekitar pohon itu (Rp 4.000) . Pertama kali melewati pohon beringin kembar itu gagal, untuk kedua kalinya juga masi gagal, makin penasaran untuk ketiga kalinya aku coba melewatinya ahhh ternyata gagal juga , oke ini yang terakhir dan yang keempat ini aku berhasil melewati pohon beringin kembar itu . 

Mendung Jogja

Beringin Kembar
Jam tangan ku terasa begitu cepat berjalan , aku dan teman SMP-ku melanjutkan jalan-jalan sore kita ke Taman Sari . Taman Sari yang dulunya merupakan tempat pemandian para ratu keraton sangat indah bangunannya . Setelah melewati bangunan bawah tanah, berfoto, akhirnya aku dan teman SMP-ku menuju parkiran karena gerimis yang seakan menjadi teman kami . Melanjutkan perjalanan akhirnya aku dan teman SMP-ku menuju pusat oleh-oleh yaitu toko Mirota . Ketika sampai di Mirota hp ku berbunyi , ternyata kakak kelasku mengabarkan bahwa bisnya akan menuju Stasiun Lempuyangan, lalu aku minta tolong untuk membawakan rangselku yang aku taruh di bis ber-AC itu . Ahh di sini banyak sekali barang-barang bagus untuk dijadikan oleh-oleh , akhirnya aku memilih tas merah untk mama, tas ungu untuk adikku, tas putih bertuliskan “I love Jogja” , dan dua buah gantungan kunci . Setelah berbelanja di Mirota aku dan teman SMP-ku mampir ke toko yang mejualkan Bakpia yaitu Bakpia Patok 25 . Bakpia salah satu makanan favoritku selain sekoteng dan kue cucur . Masih gerimis, aku dan teman SMP-ku itu bergegas menuju Stasiun Lempuyangan karena kereta akan jalan sekitar jam 8 malam dan waktu sudah menunjukkan jam 7 malam . Tiba di Stasiun Lempuyangan aku disambut oleh kakak kelasku dan teman se’angkatanku juga teman-teman yang baru aku kenal . Jam 8 lewat kereta belum juga menuju ke depan badanku yang sudah tidak sabar ingin istirahat di dalam kereta . Aku , kakak kelasku , dan teman se’angkatan makan di Stasiun . Untuk pulangnya aku naik kereta Ekonomi dan kami satu gerbong . Kereta yang dinanti sejak beberapa jam lalu akhirnya berhenti tepat di depan badanku. Mencari tempat duduk yang sesuai dengan karcis , lalu akhirnya aku duduk dengan kakak kelasku karena tempat duduk di samping kosong . Tertidur pulas, sambil sesekali melihat ke arah jendela, dan minum ketika haus . Akhirnya mentari hangat pun mulai terlihat , serta pelangi yang ku lihat begitu indah di sekitar Cikarang . Tiba di Stasiun  Bekasi aku pun tidak turun di Stasiun Bekasi karena aku bingung kalau turun maupun naik kereta sendiri (sejauh atau sedekat jaraknya) . Akhirnya aku ikut dengan kakak kelasku dan teman se’angkatanku ke Stasiun Kota untuk melanjutkan perjalanan ke Stasiun Tanjung Barat, sampai di Stasiun Tanjung Barat aku dan kakak kelasku turun untuk melanjutkan perjalanan dengan angkutan bernomor 19, sedangkan teman se’angkatanku masi terus melewati beberapa gerbong agar sampai di Stasiun UI . Sampi di Pasar Rebo aku melanjukan perjalanan yang cukup menguas energi ku ini dengan naik Bis P9B , bis ini seakan menyimpan jutaan kenangan . Jelas saja jutaan , dari aku kuliah semester pertama sampai semester enam aku naik bis ini . Setengah jam berlalu akhirnya aku sampai di rumah (Sabtu, 26 Januari 2013) . 
 
Taman Sari Sore Hari




Trip Pacitan via Jogja (Part 2)

Homestay



Jumat, 25 Januari 2013     
   
Pantai Klayar ....
Sekitar jam 6 pagi aku sudah siap (rapih,sudah mandi) lalu bergegas ke depan homestay kakak kelasku dan teman se’angkatan ku itu . Ku intip sedikit dari kaca jendela tanpa gorden terlihat mereka masih sibuk dengan mimpinya . Akhirnya aku ikut dengan mereka (beberapa perempuan yang ku kenal pada pagi ini) . Melewati jalan dan akhirnya sampai di Pantai ini . Yaa Pantai Klayar . Pantai ini masih sangat sepi , dengan ombak yang luar biasa aku sangat menikmatinya dan lagi-lagi berfoto bersama teman-teman yang baru ku kenal . Batu Karang Sphinx Seruling, air mancur, efek air terjun, dan Karang Bolong rasa sulit untuk menceritakan keindahan pantai ini yang luar biasa . Setelah puas bermain-main dengan ombak saatnya kami menuju homestay , terlihat dua orang yang sepertinya kesiangan baru akan menuju Pantai Klayar , du a orang itu adalah kakak kelasku dan teman se’angkatanku . Sebelum ke homestay aku menikmati angin pantai sambil minum kelapa muda . Segarnya ..... Kembali ke homestay, bersih-bersih dan bersiap menuju Jogja (Malioboro) sekitar jam 12 siang . Melewati jalan yang beriuk-liuk ditambah bis ber-AC dan suasana menyenangkan . 
Air Mancur di Pantai Klayar (Foto dari Ka Andi Susilo)


Pantai Klayar, Pacitan

Mba Agnes , Irma , aku

Berbagai kenarsisan ku

Minggu, 17 Maret 2013

Trip Pacitan via Jogja (Part 1)



Liburan di awal tahun 2013 ini bermula ketika sebelum subuh ada suara bbm masuk di hp ku, lalu seketika terbangun dan membacanya. Belum jelas itu isi nya apa yang jelas aku hanya baca itu dari siapa . aaaah ternyata dari kakak kelas ku saat aku kuliah di AKA. Begitulah kampus kami dari angkatan tahun 2004 saja masih akrab dengan angkatan 2009. Setelah siang baru saya baca kembali dengan jelas isi dari bbm itu dan ternyata itu adalah tentang TRIP PACITAN . Pacitan ? Aku memang belum pernah ke sana dan akhirnya aku meng-iya-kan ajakan trip itu dan mengajak satu teman se’angkatan ku . 


Rabu, 23 Januari 2013

Sengaja mengambil cuti hari Rabu ini, lalu bertemu dengan kakak kelas ku di halte busway Pasar Rebo (karena aku ga tau tentang Stasiun Senen) . Kereta jalan jam setengah 8 , aku baru sampai di Halte Busway itu jam 5 lewat dan tidak beberapa lama aku dan kakak kelas ku itu naik bis ke Senen . Ternyata macet hingga kami cemas, resah , panik aaah entahlah itu . Sampai akhirnya aku dan kakak kelas ku itu sampai di St.Senen sekitar jam 7 dan bertemu dengan teman se’angkatan ku yang sedang akan menikmati kopi panasnya . Sibuk mencari TO nya (Blakrax), lalu akhirnya kami bertemu dengan mas Ish beserta temannya dan kami mendapatkan tiket kereta bisnis itu . Menunggu kereta bisnis dengan ditemani suasana hiruk-pikuk St.Senen, kereta-kereta lain yang melintas di depan badan ku, kelap-kelip lampu kota, suara-suara dari orang-orang yang datang dan pergi . Kereta bisnis itu akhirnya datang menyambut aku, kakak kelasku, dan teman se’angkatanku . Berharap bisa duduk bersebelahan atau setidaknya kami bisa satu gerbong . Tapi tidak, kami bertiga teerpisahkan oleh gerbong-gerbong kereta bisnis itu . Menikmati stasiun demi stasiun , jalan-jalan yang kadang terhalang oleh pohon dan hangatnya percakapan di kereta itu.

Kamis, 24 Januari 2013

Stasiun :)


Stasiun Tugu Jogja . Akhirnya kami sampai di stasiun ini saat orang-orang mungkin masih tertidur, yaa sekitar setengah lima kami sudah sampai . Aku terdiam sekilas melihat-lihat sekeliling stasiun dan kami tertawa kecil . Kami menuju mushollah stasiun dan sholat subuh . Jam masih menunjukkan angka yang masih sangat pagi karena kami akan bertemu dengan teman-teman yang lain sekitar jam 8 . Rasa nya kupu-kupu mulai berkeliaran di dalam perut kami karena semalam aku tidak makan (hanya makan pop mie di kereta) . Akhirnya kami sepakat untuk jalan keluar dari stasiun . Di sebrang jalan ada penjual soto ayam , kami pun mendekat dan makan soto ayam itu sambil disuguhi musik jalanan khas Jogja dan pengendara-pengendara sepeda yang sedang sibuk mengayuh sepedanya. Inilah Jogja di pagi hari , suasana Jogja yang selalu saja menarikku untuk ingin kembali . Setelah perut sudah terisi kami segera kembali ke stasiun dan kami menunggu di sini . Hingga ada telp yang berbunyi yang menyuruh untuk merapat ke Sarkem, karena bis yang akan mengantarkan kami sudah ada di sana . Dengan jalan kaki aku, kakak kelasku , dan teman se’angkatanku menuju bis ber-AC dan ternyata di dalam bis ber-AC ramai dengan orang-orang yang belum pernah aku lihat (apalagi ku kenal) . Akhirnya mas Ish membagikan makanan untuk sarapan di dalam bis walaupun kami sudah sarapan sebelumnya . Jalan yang belum pernah ku lewati ini sangat menggelitik mataku untuk selalu menatap ke jendela . Aku selalu tertarik dengan daerah Jawa Tengah atau Jawa Timur karena memang aku jarang sekali ke tempat-tempat didaerah itu (maklum keluarga ku di Jawa Barat semua)J . Jam 12 siang tiba dan saatnya kami melepas lelah di warung makan . Badan mulai tidak enak perkara menggunakan bis ber-AC itu . Tapi untunglah setelah makan kami berganti kendaraan , kami naik mobil sayur . Gerimis menyapa sangat menyenangkan dan membuat sejuk perjalanan kami . Untuk tujuan pertama yaitu ke Goa Tabuhan . 



Goa Tabuhan ....
Goa Tabuhan berlokasi di bukit kapur Tapan dengan pembentukan stalagtit dan stalagmit yang diyakini sudah berlangsung beratus tahun lalu, karena adanya reaksi kimia antara hujan dan mineral kapur. Dengan panjang rata-rata hingga tujuh meter dan diameter hingga satu meter, stalagtit dan stalagmit di goa yang termasuk wilayah Dukuh Tabuhan, Desa Wareng, Kecamatan Punung, sekitar 25 kilometer arah barat kota Pacitan ini tampak menyerupai pilar-pilar raksasa yang sangat menakjubkan. Rintikan hujan menyambut aku, kakak kelasku, dan teman se’agkatanku untuk memasuki Goa yang dari luar tampak sekali menakjubkan dengan mulut goa yang begitu luas dan lebar . Di dalam goa kami disuguhi irama gamelan dan suara merdu dari sinden dengan tiga lagu yang dinyanyikannya . Ini tidak biasa karena irama gamelan tersebut berasal dari goa tersebut yang ketika dipukul akan menimbulkan suara seperti gamelan . Harmoni , sejenak menarik nafas panjang dan memejamkan mata . Goa tabuhan pun telah selesai kami jelajahi . Saatnya untuk melanjutkan perjalanan . 

Foto ini berasal dari Ka Andi Susilo :p




Goa Gong ....
Goa Gong terletak di desa Bomo, Kecamatan Punung, Pacitan . Kabarnya Goa ini menjadi tempat wisata andalan Jawa Timur juga stalaktit dan stalagmite terindah se-Asia Tenggara . Ketika sudah sampai di depan Goa Gong ada bisikan tengil dari hati “ah, apanya yang indah se-Asia Tenggara, pintu masuknya saja kecil begini” . Tapi bisikan hati tadi salah , ternyata dalam goa begitu luas, begitu indah, dan begitu mengagumkan . Melewati anak tangga , walau rada pengap di dalam kadang ada angin dari beberapa kipas angin di dalam goa . Dan aku mencoba juga memukul bagian yang bisa menimbulkan suara seperti gong . Baiklah, untuk Goa Gong ini amat menyenangkan . Apalagi ketika berfoto bersama orang-orang yang baru ku kenal .
Goa Tabuhan dan Goa Gong , aku bisa belajar sesuatu dari kedua Goa ini . Meski sederhana sekali pemikiran ku . Intinya kita “tidak boleh melihat sesuatu hanya dari luarnya saja tanpa mengetahui dalamnya” . Sama halnya dengan Goa Tabuhan yang dari luar terlihat besar tapi dalamnya tidak terlalu besar beda sekali dengan Goa Gong yang dari luar terlihat kecil tetapi dalamnya sangat besar dan luas . 

 






Banyu Tibo ....
Dua tempat tadi Goa dan Goa , sekarang saatnya menikmati suara ombak . Ombak ? iya , karena suara paling indah itu salah satunya adalah suara ombak . Ombak yang kencang , keras suaranya sama halnya dengan suara di hati ini yang se’akan ingin teriak untuk mengatakan sesuatu yang terpendam (entah perasaan apa itu) . eiitttss sedang liburan ga perlu galau . Ok baiklah aku akan mulai bercerita tentang Banyu Tibo ini, perjalanan kesini lumayan . Karena cuaca yang habis hujan, maka jalanan menuju Bnayu Tibo pun sedikit licin . Perlu jalan kaki (tidak jauh) untuk melihat keindahannya . Berfoto , bergurau dengan teman baru , memandangi birunya air yang terus menyapu pasir putihnya , melihat bapak-bapak yang sedang memancing, hingga sekedar bercerita dengan puluhan daun dan awan sore . Sebelum akhirnya malam membawa kami sulit untuk melewati jalan menuju mobil sayur itu , kami putuskan untuk pulang meninggalkan Banyu Tibo dan bergegas menuju homestay . Sampai juga di homestay, aku berbagi kamar dengan dua wanita yang berasal dari Bogor dan Bekasi, sementara kakak kelasku dan teman se’angkatanku berada di homestay yang berbeda . Kacang rebus, pisang rebus, makan malam, dan teh manis hangat yang disuguhi untuk kami yang sudah seharian mengitari Pacitan . Istirahat sejenak hingga akhirnya pagi pun tiba .
Banyu Tibo



Serangkai Perjalanan Menuju Banyu Tibo


Kamrea tersembunyi memotret aku dan teman seángkatan ku