Nirmala

Minggu, 27 Januari 2013

Pacitan dan Jogja



Penasaran yang menarikku dalam alam bahasa yang sukar ku terka
ketika ku datangi dua kota itu, akan menjadi satu-satunya ingatan yang
membuat dunia, bagiku, menjadi lebih luas dari yang kuketahui.
sudut-sudut kota yang lengang itu akan memulangkan ingatanku disuatu
malam yang membawa ku melewati stasiun demi stasiun, juga percakapan
tentang masa lalu usai makan malam di sebuah homestay yang tak jauh
dari pantai Klayar Pacitan
yang kemudian membuat ku menyimpan rasa haru seakan malam
panjang ‘tak akan pernah membuat aku dan kamu kembali bertemu

lantas kurekam lekuk jalan yang kulalui
pohon jati, bukit yang entah apa namanya,
papan nama jalan di sudut Kota Jogja,
Goa-goa yang seakan bercerita indahnya Pacitan,
Kerasnya bunyi suara ombak di Banyu Tibo,
pasir putih di Pantai Klayar,
hujan di jalan Malioboro, rindangnya pohon beringin kembar,
suasana taman sari, hangatnya senyum penjual bakpia 25
dan hiruk pikuk Stasiun Lempuyangan
serta kawan-kawan yang baru ku kenal...

Hingga akhirnya aku dan kamu dipisahkan oleh jalan-jalan dan
harapan-harpan yang membuat kita saling mengingat atau
barangkali perlahan melupakan
maka apa yang tengah kukatakan melalui tulisan ini,
barangkali hanya menjadi gema di antara ruang
yang terbentang begitu panjang, yang membuatmu
sejenak terdiam
sebelum akhirnya rindu menjadi patut diucapkan

Nirmala (untuk Pria berkacamata)
Minggu, 27 Januari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar