Nirmala

Rabu, 11 Desember 2013

Tunangan Tuan ?

Tuan .. Kali ini saya tahu .
Tahu sekali tentang pertunangan tuan . Saya tau karena orang tua tuan
datang dan bercerita dengan ayah saya , ketika ayah tuan menjenguk
ayah saya yang baru saja pulang dari rumah sakit beberapa hari lalu ,
ke rumah saya . Ayah tuan menginstruksikan kepada ayah saya agar
segera mengimplementasikan segalanya untuk pertunangan tuan .

Jelas tuan , itu jelas bagi saya .
Saya senang tuan . Saya amat senang . Saya tahu tentang perempuan yang
akan tuan nikahi nanti . Perempuan yang dulu sering tuan ceritakan
kepada saya . Perempuan itu terlalu sempurna ya tuan , cocok untuk
tuan . Ah , yang penting itu tuan bahagia . Soal saya ? Saya bukan apa
- apa tuan . Hanya seorang yang mengintai , mengamat , memuja , yaa
apalah namanya itu .

Kalau ingat dulu , saya sering perhatikan tuan yang baru pulang
sekolah . Lewat jalan sempit dan becek , banyak lubang dan genangan .
Waktu itu tuan beseragam putih biru . Saya ? Ya saya masih berseragam
putih merah . Masih kecil ya tuan , iya tapi saya sudah kagum sama
tuan .

Lalu tuan ingat ? Tentang gonta-ganti kendaraan tuan ? Saya hafal tuan
. Tentang merk-merk baju distro yang tuan pakai ? Saya juga hafal tuan
. Karena tuan setelah berseragam putih abu-abu , tuan lebih sering
lewat depan rumah saya . Tuan lewat jalan besar karena membawa
kendaraan.

Lalu tuan ingat ?  tentang seseorang yang sering telpon tuan. Iya ,
itu saya tuan . Cukup dengan mendengar suara tuan , cukup dengan tau
keberadaan tuan itu sudah membuat hati saya sekejap saja
berbunga-bunga . Tak perlu tuan , tuan tak perlu tahu siapa saya .
Saya tak pernah menyebutkan nama saya , apalagi asal usul saya .

Lalu tuan ingat ? waktu itu saya mampir ke kedai roti bakar atau
pisang bakar apalah itu nama nya . Setelah itu tuan menemui saya di
tempat itu . Tuan bercerita tentang perempuan yang amat sempurna itu .
Saya senang sekali tuan , hanya sekedar untuk bercerita dengan saya
dan melihat air muka tuan . Indah tuan , tuan terlihat tidak ada rasa
khawatir . Nyaman sekali rasanya bisa berbicara dengan tuan .

Lalu tentang kita sering kontak dua tahun terakhir ini tuan .
Sebelumnya maaf tuan , mungkin kalimat sebelumnya saya salah . Kenapa
salah? Maaf tuan , saya memakai kata "kita" , saya tau tuan , "kita"
itu tidak pernah ada untuk saya dan tuan . Iya benar tuan , dua tahun
ini saya dan tuan berkomunikasi dengan telpon seluler yang katanya
smart itu tuan . Saya senang menggunakan telpon seluler itu tuan ,
saya bisa lihat apa yang di-update oleh tuan . Cukup mengamati tuan
dari jauh saja itu menyenangkan tuan , amat menyenangkan .

Lalu tuan ingat ? Saya bertemu dengan tuan dan perempuan itu di sebuah
tempat makan , ah gerobak itu sih ya tuan . Karena hanya bubur ayam
yang disajikan oleh penjualnya . Saat itu tidak sengaja setelah saya
selesai makan , tuan datang bersama perempuan itu . Perempuan yang
amat susah payah tuan dapatkan hatinya .

Tuan tahu ? Menghafal rumus kimia itu berbanding terbalik dengan
menghafal gerak-gerik tuan . Iya tuan . Rumus kimia itu sangat sulit
dihafal . Tapi apa ? Gerak-gerik tuan sangat mudah dihafal . Mungkin
karena saya terlalu fokus dengan tuan .

Rasa ... Entahlah tuan . Rasa ini beredar ke seluruh hati saya , tuan
. Tumbuh merambat , makin lama makin merambat tuan .

Maaf tuan , saya tidak bisa menuliskan kata-kata yang indah untuk tuan
. Tidak bisa memuja tuan dengan perkataan yang mesra . Apalagi untuk
menatap wajah tuan . Saya tidak sanggup tuan . Bukan apa-apa , saya
hanya tidak mau saya terus berpikir dan ingin memiliki sesuatu yang
tak pernah bisa saya miliki , tuan .

Sekarang saya senang tuan , bahkan amat bahagia mendengar tuan akan
tunangan setelah itu menikah dengan perempuan itu . Sungguh tuan .
Karena saya tahu , tuan sangat menginginkannya . Saya tidak sakit hati
tuan , jika ini nama nya cinta ah boleh jadi tidak dan lebih tinggi
dari kata cinta . Boleh saya bilang ini ke-ikhlas-an tuan ? Ah tapi
ikhlas itu tidak pernah menyebutkan kata ikhlas ya tuan . Selamat ya
tuan , jika nanti hari itu datang , mungkin bibir ini akan terdiam ,
hati ini akan mendekam dan rasa ini akan tenggelam ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar