Nirmala

Jumat, 31 Januari 2014

Hari ke-1 30 Hari Menulis Surat Cinta - Senja yang Tak Selalu Jingga

Teruntuk Senja,

Surat pertamaku ini aku tulis untuk kamu, Senja. Sebelumnya aku minta ijin dulu sebab aku memakai namamu diakun twitterku. Memang tidak seutuhnya namamu, kutambahkan kata "tulip" diawalnya. Semoga kamu berbesar hati dan mengijinkanku menggunakan namamu.

Senja, kamu begitu jingga. Indah tak terhingga. Aku bangga sebagai penikmatmu. Kamu sering menemaniku saat pilu atau luka karena rindu. Oh ya, akhir-akhir ini aku sering melihatmu tak indah, tak jingga maksudku. Kamu merelakannya karena hujan tiba. Hujan ketika senja.

Kamu hebat, kamu juara. Kamu sungguh ikhlas, sebab kamu merelakan jinggamu hilang entah kemana karena mendung pun hujan. Aku bisa belajar banyak dari keikhlasanmu itu, Senja .

Senja, aku rela jika surat ini hanya kamu baca tanpa sempat kamu balas. Karena aku tahu di luar sana banyak sekali manusia yang menuliskan surat cinta untuk mu.  Tidak sedikit juga yang mencintaimu, menyukaimu, mengagumimu dan menikmatimu. Aku adalah salah satu manusia yang mungkin ditakdirkan sebagai penikmat mu, Senja.

Segini dulu ya. Maaf jika suratku ini tidak romantis dan jauh dari kata-kata puitis. Semoga ketika kamu membaca surat ini, kamu akan tersenyum manis walaupun tipis.

Dari Penikmat Senja 

Rabu, 22 Januari 2014

Canggung

Bagai panggung yang sepi dengan penonton

Di samping orisinalitas lakon-lakon

Kau berdiri di belakang ku dengan monoton

Hingga kau tak tahu dirimu hanyalah bayang yang beratnya berton-ton


Aku tak pernah mengosongkan ruang

Tak pernah juga ada peluang

Selalu kau ku buang

Tanpa ku sadari aku pun malang


Jika "MATAHARI"mulai surut ,

Apakah kau akan tetap menunggunya ?